Novels2Search

Side Story 2

~

"Jadi sekarang hanya ada kita berlima, ya... " [Seigi]

"Sepertinya begitu, Seigi."[Minami]

"Hidup di istana adalah yang terbaik, ini adalah impianku. Aku tak tau mengapa ia memilih ke kota... " [Souri]

"Mungkin ia sombong. Ia pikir bisa hidup dengan mudah di luar sendirian, aku yakin ia pasti akan menyesal dan kembali ke istana! " [Minami]

"Hm... Aku juga yakin itu. " [Seigi]

Beberapa saat yang lalu, setelah menyelesaikan sarapan mereka di istana, yang ternyata hanya ada mereka berlima, membuat Seigi bertanya-tanya, kemana perginya salah satu dari mereka?. Lalu pada saat itu pula Perdana mentri Horis muncul terburu-buru mendatangi mereka. Ia langsung bertanya.

"Para pahlawan, kalau boleh saya minta sesuatu? tolong bacakan tulisan ini. "

Kalimatnya juga terburu-buru.

Saat Seigi membacanya keras-keras, saat itulah semuanya terkejut. Horis pun langsung bersegera menuju Rajanya. Sebuah kejutan dipagi hari yang Indah menghilangkan keindahan itu saat itu juga.

'Saya akan berlatih di luar istana mulai sekarang. Dan saya akan kembali saat waktunya tiba'

Itu baru saja lepas dari sarapan teh dan roti mereka. Dan langsung dikejutkan oleh surat pendek tersebut.

Setelah mendengar kabarnya, surat itu ditemukan oleh pelayan istana yang hendak merapikan kamar pahlawan, lalu sampai ke tangan Perdana mentri yang juga telah curiga tentang jumlah pahlawan dan pada saat itu juga mendatangi kamar tersebut.

Agar tidak terjadi hal yang sama, pelayanan terhadap para pahlawan pun ditambah, itulah apa yang ada di pikiran Horis. Hanya berusaha untuk membuat nyaman para pahlawan tanpa menyadari bahwa mereka juga memiliki keinginan dan ketidaksukaan, pemikiran yang tidak jauh beda dengan Rajanya.

Dan sekarang para pahlawan sedang dituntun oleh seorang ksatria kerajaan menuju tempat pelatihan.

"Aku tidak yakin ia akan kembali" [Toriko]

"Hn? Apa maksudmu? " [Seigi]

Toriko yang menyambung pembicaraan Seigi bersama partainya, langsung ditanya dengan nada tak sedap oleh Seigi.

"Orang itu, Katsuragi Jio, tidak pernah mengambil keputusan sebelum di pikirkan matang-matang. Ia adalah penyendiri yang cerdik untuk mengatasi hidupnya sendiri. Kau tau, sifatnya sama seperti Rafa." [Toriko]

"Rafa? Si pintar itu ya... " [Minami]

"Yang populer itu... Dan semuanya berteriak 'kyaa' " [Souri]

"Hn... Aku tak melihat ia seperti anak pintar itu... " [Seigi]

"Itu karena, ia tidak menunjukkan kepintarannya kepada banyak orang, seperti yang dilakukan Hayato-san. Ia selalu saja membaca bukunya atau bermain game saat di kelas." [Toriko]

Itu kenyataannya. Jio adalah penyendiri yang cerdik. Kemampuan academiknya adalah nomor dua di kelas, yang artinya satu tepat di bawah Hayato yang identitas aslinya adalh Armil. Menghabiskan waktu di kelas ataupun di atap dengan kebiasaan yang sama, baca buku (novel) atau main game. Ia sama sekali tidak iri dengan Hayato, yang ada malah ia kasian dengannya. Sedangkan Hayato yang iri dengannya.

Rafa (Armil) yang hanya karena ia sering keceplosan menjawab pelajaran dan menunjukan kehebatan secara tidak sengaja itu yang membuatnya populer. Sedangkan Jio kuat menahan diri untuk tidak ceroboh seperti itu.

Itulah perbedaan diantara mereka.

...

"Ng-ngomong-ngomong, so-soal Rafa itu. Ha-harusnya ia juga terpanggil kedunia ini saat itu.. "

Tiba-tiba ada yang nyambung pembicaraan dari samping Toriko.

"Myuka? Kamu bicara... Uwah... Imutnya... " [Souri]

"A.. Ah... Ma-maafkan aku, hu... " [Myuka]

"Tidak apa-apa Myuka... " [Souri]

"Hu..... Hm... " [Myuka]

"Wu... Myuka imut. " [Minami]

"..... " [myuka]

Wajah gadis boneka itu memerah, lalu ia melirik ke arah Toriko yang tersenyum hangat padanya. Ia semakin menyembunyikan wajahnya dan memeluk satu tangan besar Toriko.

Gadis itu memang pemalu, membuatnya irit bicara dan hanya melekat ke Toriko. Bagaimana pun mereka adalah pasangan.

Dan, dua gadis itu menggoda Myuka.

"Ya... Aku juga melihat, lingkaran aneh itu, juga ada dibawah Hayato-san saat itu. Dan seharusnya kita ada bertujuh saat ini.. " [Toriko]

".... Hn, aku tidak begitu melihatnya, aku hanya terkejut dengan keadaanku sendiri saat itu. " [Seigi]

"... Anak pintar itu, tampak lebih banyak misteri saat ia sendiri. Kepintarannya benar-benar abnormal. " [Toriko]

Love this novel? Read it on Royal Road to ensure the author gets credit.

"Aku juga berpikiran begitu." [Seigi]

...

"Pahlawan sekalian, silahkan kita sudah sampai... "

""Eh? ""

Lamunan mereka terbuyarkan, oleh perkataan ksatria yang membimbing mereka. Kini mereka dihadapkan oleh pintu kayu besar berdaun dua. Kstaria itu memegang daun pintu, tapi ia belum membukanya. Ia menunggu para pahlawan untuk memintanya membukanya.

"Silahkan dibuka. " [Toriko]

"Baik" [ksatria]

Cahaya menembak masuk, dan semakin besar hingga akhirnya jelas apa yang ada dibalik pintu itu.

~

Istana kerajaan Hyugland, sebuah istana besar yang berdiri megah, dari batu-batu yang kuat yang diberkati sihir, menjadi bangunan paling besar di ibukota. Dengan lambang kerajaan mahkota, dipasang hingga jelas terlihat oleh seluruh penduduk kerajaan.

Lalu tepat disamping bangunan itu, sebuah bangunan besar kedua berdiri disana. Gereja suci, yang menjadi tempat ibadah penduduk kerajaan. Batu putihnya disusun rapi dan diujung bangunan ada Batu kristal suci sebagai lambang gereja.

Kemudian bangunan terbesar yang ketiga. Royalty Academy, tempat belajar dan berlatihnya para ksatria-ksatria muda kerajaan Hyugland. Meskipun tidak sebesar Academy Town, Royalty Academy telah melahirkan ksatria-ksatria hebat yang saat ini memimpin di garis depan peperangan dengan ras Iblis.

Itulah tiga bangunan besar di ibukota kerajaan Hyugland.

"Perkenalkan, saya Barton, ksatria nomor dua terkuat di kerajaan. Mulai saat ini akan membimbing para Pahlawan sekalian dalam pelatihan menjadi ksatria." [Barton]

Dihadapan para pahlawan seorang ksatria nomor dua terkuat di kerajaan, memperkenalkan dirinya, dengan hormat.

Seorang pria berotot, dengan tinggi badan rata-rata dan baju besinya yang mengkilat. Karisma dari dirinya benar-benar terpancar untuk orang-orang disekitarnya.

"Y-ya, terimakasih... " [Seigi]

"... Mohon bimbingannya " [Toriko]

"""Uooo.... Barton!!! Pahlawan!!! """

Dan di sekitar mereka, para ksatria pelatihan, menyoraki dengan semangat pagi mereka. Memang benar-benar pagi yang Indah menurut mereka. Saat dimana Pahlawan masa depan yang menghancurkan Iblis, memulai pelatihan pertama mereka.

Hanya dua laki-laki yang merespon Barton. Sedangkan tiga gadis Pahlawan lainnya, gemetaran karena gugup, dikelilingi ratusan orang dan disoraki. Dan yang paling gugup adalah Myuka. Ia memegang erat baju dan lengan Toriko.

"A... Barton. Bisakah kita mulai sekarang, dan keluar dari kerumunan ini. " [Toriko]

"Oh... Ternyata tuan Pahlawan sudah tidak sabar, benar-benar semangat yang Indah..." [Barton]

Dilain pandangan Barton terpesona dengan tubuh besar Toriko. Seakan ia sangat senang mendapat murid baru yang berbakat, sehingga akan ada seorang yang menjadi pengganti dirinya.

Ia juga mengira bahwa Para Pahlawan sudah tak sabaran. Padahal mereka gugup dan gemetaran hanya karena kerumunan. Memang banyak yang perlu dilatih.

"Baiklah, ikut aku! " [Barton]

Mereka pun pergi dari kerumunan.

~

"Whoa... Indahnya.... " [Souri]

"Indah sekali..." [Minami]

Di halaman besar yang menghadap ke jajaran bukit yang Indah, Barton membawa para pahlawan untuk latihan. Posisi mereka tepat berada di bagian belakang Royalty Academy, dan tak banyak orang yang berlatih disana. Sehingga menjadi tempat yang cocok sebagai tempat pelatihan para pahlawan.

Disana juga telah ada seseorang yang menunggu mereka.

"Mungkin sedikit terlambat tapi, selamat datang ke Royalty Academy. Pahlawan sekalian, saya Remina Astela Dartkushi, kepala penyihir kerajaan. Silahkan panggil saya Rem. Mulai saat ini saya yang akan menjadi guru sihir Pahlawan sekalian."

Berdiri disana, seorang wanita berambut perak panjang, dengan pakaian yang menyerupai pakaian Yunani kuno. Dan staf sihir besar dengan bola kristal berkarisma sebagai kepalanya, tergenggam di tangan kanannya.

Ia mengatakan dengan bangga, seakan ia sangat bersyukur telah mendapat tugas itu. Menjadi guru para Pahlawan yang akan menyelamatkan dunia, tentu saja itu adalah kebanggaan tersendiri.

"Mohon bimbingannya, Rem-san."

Jawab salah satu dari mereka.

Ksatria terkuat ke-2 kerajaan dan seorang kepala penyihir kerajaan, akan mengajar mereka tentang bertarung mulai hari itu. Menggunakan senjata dan sihir untuk melawan pasukan Iblis dan membunuh Iblis lord. Sebuah tugas yang berat bagi seorang yang awalnya hanyalah manusia biasa yang telah hidup di dunia modern. Bahkan sebelumnya mereka tidak pernah membunuh mahluk berakal, dan kini adalah menjadi tugas mereka untuk melakukan itu. Meskipun itu bukan manusia, iblis juga memiliki akal.

Dan dari titik inilah petualangan keras mereka dimulai.

~

Setelah mempersiapkan seragam pelatihan mereka. Para pahlawan kini sudah berkumpul di lapangan, bersama Barton dan Remina, mereka tampak begitu bersemangat. Sama halnya dengan kedua orang mentornya itu.

"Namaku, Akahiro Seigi, panggil saja Seigi"

"Aku, Reina Minami. Silahkan panggil Minami."

"Kakihara Souri, panggil saja Souri. "

"A-aku, He-hebihime Myuka. Myuka "

"Toriko! Higiya Toriko! "

Secara bergilir mereka memperkenalkan diri mereka masing masing, kepada dua guru mereka.

"Jadi... Seigi, Minami, Souri, Myuka, dan Toriko. Letak nama panggilan yang berbeda dengan dunia kami... " [Remina]

"Ya... Begitulah" [Seigi]

"Ada perbedaan seperti itu, rupanya. " [Barton]

"Kalau tak salah... bukankah ada 6 pahlawan? " [Remina]

Remina menyadari hal itu.

"Di_" [Seigi]

"Salah satu dari kami telah pergi meninggalkan istana dengan maksud berlatih sendiri, tanpa bantuan dari kerajaan. " [Toriko]

Sejenak Seigi memelototi Toriko yang mengambil jatahnya untuk menjawab. Namun Toriko hanya mengangkat bahu, dan menganggap bukan masalah.

" Aku tidak tau kalau ada 6 Pahlawan. Tapi, Berlatih sendiri? Ia tidak tau apa-apa soal dunia ini!, apa ia akan baik-baik saja sendiri? Apa yang bisa dilakukan nya?" [Barton]

"Ini hanya di ketahui penyihir kerajaan yang membantu pemanggilan... Tapi aku juga berpikiran begitu, apa ia akan baik-baik saja." [Remina]

Remina yang merupakan kepala penyihir kerajaan, tentu saja hadir dalam upacara pemanggilan para pahlawan. Ia yang mengepalai semua penyihir kerajaan, sebagai pasukan tempur ataupun sebagai upacara sihir atau acara lainnya. Bisa dikatakan ia adalah penyihir terkuat kerajaan, tapi itu belum bisa dipastikan dengan jelas.

Masih banyak langit diatas langit.

....

Mereka semua diam sejenak dengan pikirkan masing-masing. Lalu dipecah oleh Barton.

"Tapi sekarang bukan saatnya membicarakan itu, bagaimana kalau kita mulai pelatihan pagi ini. ?" [Barton]

""Baik""Jawab mereka.

Barton dan Remina pun mengambil sikap siap mengajar, yang berbeda dari sebelumnya.

Mereka siap mengajar.

"Untuk pelajaran pertama kita, adalah hal-hal dasar sebagai seorang petarung. Pelatihan fisik." [Barton]

"Dan sebagai penyihir adalah, kalian harus dapat merasakan mana yang ada di dalam tubuh." [Remina]

"Untuk penyihir kemampuan fisik bukanlah sesuatu yang perlu di tingkatkan. Tapi karena kalian adalah para pahlawan yang akan menjatuhkan Iblis lord, adalah penting untuk meningkatkan itu juga. Bukan begitu Barton-san. " [Remina]

"Ya... Kalian akan melebihi tingkat seorang ksatria sihir kerajaan suatu hari nanti. " [Barton]

Itu memang benar, mereka akan berlatih sihir dan teknik bertarung secara fisik. Efek yang dihasilkan dari perjalanan antar dunia memberikan mereka kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya, itulah yang diharapkan dari Para pahlawan.

"Maka untuk pelatihan pertama adalah pelatihan fisik, bagaimana Remina-san? " [Barton]

"Aku setuju silahkan, aku akan menonton dari atas. " [Remina]

Ada bangunan besar di dakat lapangan sana. Sebuah tempat yang memiliki ruang untul belajar teori sihir maupun praktik sihir. Dan Remina akan menonton mereka dari balkon gedung itu.

"Baikalah, maka untuk melihat kemampuan fisik kalian... "

"Apa yang harus dilakukan? " [Souri]

Ia cukup berkeringat dingin mengingat olahraga bukan hobinya, dan dalam pikirannya ia akan mengahadapi neraka. Sedangkan Myuka, dua kali lipat perasaannya dari pada Souri. 'Ini akan jadi menyeramkan...' pikirnya.

"...keliling lapangan 50 kali, push up 30 kali sit up 30 kali, kemudian lari lagi 10 kali..."

""W-wha.... ?!""

Latihan pertama pun dimulai

~~~~

Prang!

Sebuah gelas berisikan teh jatuh dan pecah kelantai lalu disertai dengan...

"APA?!!! Bagaimana mungkin?! "

Suara melengking terkejut yang memecah ketenangan dipagi hari. Itu berasal dari seorang pria tua yang menjabat sebagai Raja di kerajaan Hyugland.

Pagi itu ia tengah menenangkan diri dengan secangkir teh di Balkon ruang Raja sambil menikmati pagi yang indah. Namun setelah ia menerima informasi dari Perdana Mentarinya, tidak ada lagi pagi yang Indah baginya dipagi itu. Benar-benar pagi yang buruk.

Menurut informasi dari Perdana mentrinya. Salah satu pahlawan telah keluar dari istana dan meninggalkan surat dengan tulisan dari dunianya. Lalu surat itu dibacakan oleh pahlawan lain yang tentu saja bisa membaca surat tersebut.

Yang membaca itu adalah Seigi, dan ia pun terkejut setelah membaca surat itu.

'Saya akan berlatih di luar istana mulai sekarang. Dan saya akan kembali saat waktunya tiba'

".... Bagaimana mungkin ia bisa keluar dari istana dengan mudah? .... Horis!!! Bukankah saya sudah memerintahkanmu untuk memperketat penjagaan di sekitar istana, kemarin!? Bagaimana bisa seperti ini?" [Raja]

Horis adalah perdana mentri kerajaan Hyugland. Ia juga tak jauh dari julukan 'pria tua'. Seorang yang sudah melayani sang Raja sejak Raja itu menduduki tahta. Dan kesetiaan juga tidak diragukan lagi. Tapi hal seperti ini benar-benar tak diperkirakan oleh Horis dan Raja itu sendiri.

"Seperti yang telah anda perintahkan yang mulia. Saya sudah meningkatkan penjagaan, dan sama sekali tidak ada masalah dengan itu."

"Lalu bagaimana ini bisa terjadi? Pahlawan adalah aset penting kita saat ini! Kita tidak bisa membiarkan mereka keluar dari kontrol kita" [Raja]

".... Menurut spekulasi saya, ini mungkin adalah salah satu kemampuan dari pahlawan itu. Bukankah kemampuan pahlawan melebihi rata-rata dari warga dunia kita,? Yang mulia"

".... Itu, memang benar kekuatan mereka melebihi kita, tapi itu adalah hari pertama mereka didunia ini, tidak mungkin kemampuan mereka sudah tinggi secara langsung. Itu mustahil " [Raja]

" .... Mungkin kita terlalu meremehkan mereka yang mulia... "

".... Meremehkan? Aku tak berpikir begitu, ku pikir kehidupan di istana sudah sangat lebih baik dari pada di luar." [Raja]

Memang, raja tak menyangka bahwa akan ada pahlawan yang kabur dari istana. Bagaimana pun juga mereka mendapat pelayanan istimewa selama di istana tidak akan mungkin mereka akan kabur dari istana. Tapi Jio tidak menginginkan itu, ia ingin bebas.

Begitulah, Raja masih mengganggap para pahlawan hanya sebagai senjata andalan mereka sebuah alat, dan ia berpikir bagaimana untuk merawat senjata itu. Itu merupakan pemikiran terburuk seorang penguasa, yang bahkan mengganggap manusia hanya sebagai alat baginya, sebagai bidaknya, tanpa menyadari mereka juga punya perasaan. Jelas Raja itu sama sekali bukankah seorang Raja yang bijaksana.

".... Juga, bukan hanya itu yang di temukan di kamarnya. "

"Bukan hanya itu? Ada hal lain? " [Raja]

Mendengar pernyataan Horis, membuat raja menjadi penasaran. Tentu saja, ia takkan melewatkan informasi apapun. Sekecil apapun itu.

"Aku menemukan ini di lantai kamarnya. "

Horis memberikan kepada Rajanya secarcik kertas. Kertas yang berbeda dengan surat yang di tulis Jio. Dengan beberapa gambar dan tulisan dunia mereka.

"Ini.... "

~~~

Previous Chapter
Next Chapter