Novels2Search

chapter dua

Tahun ke-197 Era perang, 02/12

---

Hutan kabut berada di perbatasan benua dengan laut berada pada ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut. Dengan termasuk sebagai dataran tinggi di benua barat, hutan kabut memiliki suhu yang relatif rendah dan dingin sehingga menyebabkan kabut untuk tidak hilang dan tetap tebal.

Wilayah hutan kabut bukanlah pegunungan maupun perbukitan, itu hanyalah dataran tinggi yang memiliki curah hujan yang tinggi, yang dipenuhi oleh hutan yang sangat lebat seluas lebih kurang 5.000.000 km persegi, yang bahkan lebih luas dari pada hutan amazon di brazil.

Pada hari itu awan mendung membuat langit menjadi gelap, guntur menggelegar dan mengguncangkan udara. Saat badai yang semakin kuat, tanpa turunya hujan, tekanan sihir yang besar mulai berkumpul di satu titik di langit

Hewan-hewan, burung-burung, binatang sihir, dan binatang iblis. Berlarian dan berterbangan menjauh dari dari daerah itu. Seakan bahaya besar akan mendatangi mereka. Suatu eksistensi yang energinya bahkan mengalahkan eksistensi terkuat yang pernah ada di dunia itu.

Jldar.....

Petir putih menyambar dari satu titik, bersama sebuah massa bercahay berwujud manusia.

Menyambar, dan meluncur. Wujud itu menembus tebing Batu dan menumbangkan banyak pohon untuk menahan kecepatan mendaratnya. Hingga akhirnya berhenti.

Kepulan debu bertebaran di sekitar hutan, hanya menampilkan wujud manusia yang cahayanya mulai meredup. Tersangkut di pohon setengah tumbang dengan kepala kebawah dan kaki tersangkut di dahan. Posisi yang sangat lucu seakan ia baru saja menginjak jebakan.

Bruak

Lalu ia terjatuh ke tanah dengan kepal lebih dulu, setelah itu bangkit.

"Huh.... Aku terlalu berlebihan sepertinya"

"Hm... Baiklah,...."

Ia berdiri dan sedikit meregangkan ototnya, seperti senam.

".... Akhirnya aku kembali,... Sayang... "

Kemudian ia melangkah pergi meninggalkan kekacauan di belakangnya, dimana tampak seperti tanah itu benar-benar di keruk dan barisan pohon habis berserakan.

~~

Hutan berkabut, tempat aku mendarat. Begitu sepi dan sunyi. Jika kucermati keadaan disini adalah benar-benar kacau. Baru saja, aku telah menghancurkan segunung batu besar dan puluhan pohon berlumut. 

Harusnya tempat ini ramai oleh binatang-binatang berbahaya, binatang sihir atau Binatang iblis. Tapi aku tidak merasakan keberadaan mereka dalam radius 100 kilometer lebih. Mungkin kah ini karena kebocoran energiku? Hm, mungkin saja, sudah 10 tahun aku tak menggunakan kekuatanku.

Binatang sihir adalah binatang yang hidup dengan kekuatan sihir bagi mereka sihir seperti oksigen bagi manusia. Mereka tak bisa hidup tanpanya, Binatang sihir pada umunya tidak berbahaya karena mereka tidak memerlukan banyak makanan. Mereka hanya memerlukan energi sihir untuk dapat bertahan hidup. Mereka hampir sama seperti binatang herbivora.

Sedangkan binatang iblis adalah binatang sihir pemakan daging. Kategori binatang sihir yang memerlukan energi sihir dan daging memiliki kekuatan dan insting pemangsa yang besar. Sebagian dari jenis mereka ada yang pintar, jenis tertinggi dari para binatang iblis adalah sang penguasa langit, Naga.

Ini adalah dunia dimana sihir itu nyata, dunia yang dipenuhi oleh manusia, demi-human, dan Iblis.

Musuh, yang telah membuatku menjadi anak berumur 6 dan mencampakkanku ke dunia itu, mengalahkanku dalam pertempuran dahsyat, waktu itu. Tapi aku berhasil mencegah keinginannya, meskipun aku kalah. 4 fragmen bagian kekuatanku yang lain dari ke-6 fragmen berhasil di segel di dunia ini dengan tempat penyegelan yang terjamin. Aku merasakannya, aura yang masih bocor meski sudah di segel, sejak menginjakkan kaki di dunia ini.

Tersisa, satu fragmen yang merupakan inti jiwa ku saat ini, dan fragmen terbesar, yang takkan pernah bisa lepas dari tubuh dan jiwaku. Dan satu lagi, di tangan musuh.

Menjadi yang terkuat bukan berarti tak terkalahkan, selalu ada yang lebih hebat darinya. Ada semboyan, 'di atas langit masih ada langit', dan itu terbukti, oleh karena itu janganlah sombong. Aku baru menyadarinya karena pada waktu itu, aku masih bisa kalah, oleh diriku sendiri.

The tale has been stolen; if detected on Amazon, report the violation.

Ya, musuh yang mengalahkanku itu tidak lain adalah diriku sendiri.

"Uh... "

Sudah sekitar satu jam lebih aku berjalan santai tanpa menemui satu mahluk pun. Semua binatang melarikan diri setelah menyadari keberadaanku. Mungkin mereka merasakan bahaya terhadapku dengan insting mereka. Menarik, meskipun mereka tidak dapat menganalisis kekuatan, tapi insting yang tajam menyelamatkan mereka.

Untuk saat ini, yang harus aku lakukan adalah mencari informasi. Dimana aku berada dan sudah berapa tahun terlewatkan sejak terakhir kali aku disini. Perbedaan waktu antar dunia sudah merupakan hal yang wajar. 10 tahun aku pergi, bisa jadi sudah 100 tahun terlewatkan. Tapi itu hanya spekulasi, siapa yang tahu, kebenarannya.

Akhirnya aku melihat sebuah desa. Ditengah hutan yang lebat dan pohon-pohon raksasa. Rumah-rumah unik dari bangkai pohon dan jamur raksasa. Dan cahaya matahari lembut kehijauan menembus daun-daun hijau tipis transparan. Itu masih puluhan kilometer dari tempat aku berdiri, tapi bukan hal yang sulit bagiku untuk melihat dari kejauhan.

Samar-samar aku mengingat daerah ini, tapi aku masih tidak begitu ingat, mungkin karena telah banyak yang berubah atau mungkin itu hanya mirip dengan tempat-tempat yang pernah kudatangi.

Kemudian aku merasa banyak kehadiaran yang menunjukan perlawanan mendekat, selagi memikirkan itu, sepertinya saat ini aku sudah di kepung.

Zrukzruk.

Tiga demi-human jenis werewolf muncul dihadapanku sambil menodongkan tombak mereka kearahku. Juga beberapa werewolf lain yang bersembunyi sambil bersiaga dan yang diatas pohon mempersiapkan serangan panah mereka. Ini cukup sambutan yang mengejutkan dan tidak sopan untuk seorang pengunjung. Aku berpikir mungkin mereka tidak pernah menerima para wisatawan.

Namun, sergapan ini sama sekali tidak membuatku tegang atau gemetar. Jika aku berusaha sombong maka akan aku katakan ini hanya seperti kepungan  serangga kecil. Aku tidak gentar sedikitpun. Tapi sepertinya aku harus bersandiwara sedikit, aku tidak boleh menunjukan kekuatanku saat ini.

Jadi...

"T-tunggu, a-ampuni aku..., aku tersesat"

Aku berlutut dan mengangkat tangan, tentu aku berusaha menyembunyikan senyum ku dan hanya tertawa di dalam hati. Sungguh, ini hanya sandiwara.

"Apa yang manusia sepertimu lakukan di tempat ini?! Jawab?! "

Muncul dari atas pohon seorang werewolf  muda berotot, berwajah sangar dengan sebuah pedang pendek ditangannya, yang ditodongkan kearahku bertanya dengan keras. Dari bagaimana aku melihat sikap mereka terhadapnya, sepertinya werewolf muda ini adalah pemimpin mereka.

"A-aku tersesat, setelah diserang oleh sekelompok bandit-"

"Bohong! Tidak pernah ada bandit di hutan terlarang ini!"

Sial, aku membuat kebohongan yang jelas.

"Tenang dulu, Rig. ..."

Salah satu werewolf yang menodongkan tombak, langsung memotong pembicaraan. Tentu saja, aku berbohong soal 'bandit' aku tidak sempat memikirkan hal lain selain itu. Harusnya aku memikirkan hal lain, di hutan menyeramkan seperti ini memang mana ada bandit?!.

Lalu si bocah pemimpin kembali melihatku dengan mata marah dan mengancam.

"... Apa kau ada hubungannya dengan ledakan itu?! "

"Ledakan? "

Ulangku.

"Jangan pura-pura tidak tahu!!! Dan juga bagaimana mungkin manusia biasa bisa baik-baik saja ditengah hutan kabut, aku juga tidak merasakan binatang sihir dan Binatang iblis di sekitar sini. Itu perbuatanmu bukan!!"

"".....""

Ah,... Ia begitu menekan di bagian yang terakhir. Aku cukup takjub, dengan analisisnya, dan itu membuat werewolf lain berisik. Mereka semua terkejut, disadarkan oleh pemimpin mereka tentang lingkungan yang berubah karena ulahku, mereka segera bersikap waspada terhadapku. Tapi sebenarnya itu bukan ulahku, hanya saja binatang-binatang itu punya insting yang cukup kuat. Aku ingin tertawa sekarang tapi mungkin, aku menahannya.

Aku tidak berpikir akan jadi seperti ini. Kalau begitu, apa sandiwaraku akan berakhir disini?

"Hoi!! Jawab"

Mengubah ekspresi, menjadi santai dan kuturunkan tanganku lalu berdiri dengan baik, tanpa merasa terintimidasi oleh suasana. Aku benar-benar memasang ekspresi bosan saat ini, baiklah... apa aku harus jujur?

"Ya, mungkin aku bukan manusia biasa... "

""....""

Mendengar itu, mereka semua langsung mengambil sikap bertarung, itu cukup cantik, begitu serentak. Tapi aku tidak menginginkan ini.

"T-tapi aku tidak ingin bertarung, hentikan itu! Sungguh! "

Melihat mereka mengambil sikap bertarung, itu cukup membuatku cemas. Aku tidak ingin ada yang cedera karena aku masih belum bisa mengontrol kekuatanku. Aku langsung mengangkat tangan dan menggelengkan kepala. Dalam bahasa isyarat itu berarti 'tidak'.

"Lalu apa maumu?!"

"Kalau boleh, aku ingin beristirahat di desa kalian, aku cukup lelah."

Jujur, aku ingin beristirahat setelah mengeluarkan banyak kekuatan untuk datang ke dunia ini.

"APA?! kau pikir kami akan mengizinkan manusia memasuki desa kami?,... jangan harap!"

Werewolf bernama 'Rig' tadi kembali marah, dan mulai mendekati dengan tombaknya. Si pemimpin itu hanya membiarkannya, sepertinya ia juga marah dengan kalimatku barusan. Tentu saja, tidak mungkin mereka akan menerima orang asing berkekuatan super yang baru mereka temui dan mengizinkannya tinggal di rumah mereka. Itu sama saja dengan bunuh diri.

 Aku akan memikirkan cara lain, jika negoisasinya berakhir dengan kekalahanku. Aku tidak akan menggunakan paksaan

"... Kau hanya ingin menangkap saudara kami dan menjadikannya budak! Kan?!..."

"Ha? Budak?"

Aku cukup terkejut, itu jauh dari perkiraanku.

“T-tidak tidak aku tidak punya maksud_”

"... Dasar sialan!!!!..."

Ia tidak mengizinkanku berbicara.

Ia mulai menutup jarak, dan mengacungkan tombaknya kearahku. Aku tidak mengira ini akan terjadi, tapi aku yakin hal ini tidak bisa dihindari. Mereka juga sepertinya ras petarung. Jadi aku akan sedikit melawan.

Aku menyiapkan tangan kananku dan mengibaskannya diagonal dari bawah. Kupikir itu cukup untuk menghentikannya. Namun...

Whuszz

Ia terpelanting cukup jauh, hingga menabrak batang pohon.

... Ternyata itu berlebihan. Sial, aku masih belum bisa mengontrol kekuatanku dengan baik.

Mereka semua terkejut, rahang mereka terbuka dan mata mereka melotot, menyaksikan teman mereka tumbang dengan mudah. Bahkan si bocah pemimpin juga. Ini buruk, aku sudah membuat masalah dengan mereka, akan sulit untuk mendapat bantuan mereka setelah ini.

"K-kau...!!? "

Katanya penuh penekanan dan mendekatiku dengan pedangnya.

"A-aku tidak bermaksud begitu, sungguh. Jika kau melanjutkan maka akan ada cedera yang lebih hebat nantinya. Jadi hentikan! "

Cukup panik, bisa-bisa aku membunuh mereka secara tidak sengaja nantinya.

~

"Baiklah, tapi dengan borgol ditanganmu! "

"Baik! "

Pada akhirnya aku berhasil membujuknya untuk membawaku ke desanya. Aku sedikit memainkan trik mengancam padanya dan mengatakan apa yang terjadi jika ia menolak. “Mungkin aku sendiri yang akan datang ke desa kalian dan mencari jawabannya disana” itu yang kukatakan. Ternyata ia cukup bijaksana dan memilih pihan berdasarkan resikonya.

Tapi werewolf lain tidak setuju.

"Hei!! Gora! Apa maksudnya ini. Kau mengizinkan manusia itu ke desa!"

"Ada apa denganmu Gora!?"

Mereka semua mendesak Gora karena telah mengizinkanku memasuki desanya.

"Itu lebih baik dari pada kita semua dibunuh olehnya!!"

"... Apa kau meremehkan kemampuan kita Gora! Aku tau itu bukan sifatmu untuk menyerah!! "

""Ya... Ayo kita bunuh manusia itu""

Satu persatu penolakan datang dari setiap werewolf. Gora hanya diam menahan emosinya akan kebodohan teman-temannya, setelah ia tidak bisa menampungnya, ia melepaskannya.

"Apa kalian tidak paham, masih bisakah kalian berpikir!! Bahkan ratusan Binatang sihir dan Binatang iblis menjauh dari manusia ini!! Apa kalian masih berpikir bisa menang melawannya, Rig juga telah tumbang hanya dengan satu ayunan tangan.!!! Bisa kalian pikirkan itu!!?! "

""....""

Mereka semua terdiam, itu cukup jawaban yang hebat. Aku berikan plus untukmu, Gora.

"Tapi apa kau yakin ia tidak berbohong? "

Dan Gora menatapku intens. Matanya memicing, ada keheningan sejenak. Udara jadi terasa berat.

"Ya, aku yakin"

Apa ia baru saja membaca tatapanku?

"Baiklah, aku percaya padamu. Pemimpin"

Aku bersyukur mereka tenang, meskipun mereka masih mengawasiku dengan waspada. Itu lebih baik dari pada mereka melawanku. Hanya akan ada korban yang berjatuhan dengan sia-sia, kemudian aku juga tak kan bisa menikmati desa mereka dengan tenang.

"Ayo, jalan"

"Ya... "

Dan aku berjalan sambil digiring dan tangan yang di borgol dengan Batu anti sihir, untuk menghalangiku mengaktivasi sihir. Tapi itu percuma, jika aku ingin aku bisa membuka borgol ini dengan mudah. Yah, aku tak ingin bertarung untuk saat ini. Maka...

Ayo ikuti mereka.

-----------------------------------