baik cerita ini dimulai ketika aku masih sangat muda, kira-kira aku berusia 10 tahun, aku hidup di daerah pertanian muskipun teknologi maju, pemerintah masih mempertahankan sebagian pulau untuk lahan pertanian,
kehidupanku didesa sangat membosankan, aku mulai memburu seranga untuk kesenanganku semata, membakar plastik dan meneteskan cairan panas ke serangga sperti semut dan mencari ulat untuk makanan burung kesayanganku jeky, kalian tahu kadang aku makan larva lebah madu seperti seorang primitif,
ketika aku berumur 19 tahun aku hidup sebagai pemburu serangga sebagai pemasok bagi para kolektor serangga, aku menikmati berburu serangga karena mereka sangat mudah di tangkap dan hargapun cukup tinggi ketika dijual dikota sebagai hiasan yang diawetkan, terutama kupu-kupu dan kumbang tanduk..
hari ini seperti bisa aku berburu seranga kedaerah pegunungan tujuan utama hari ini adalah berburu kupu-kupu gajah, aku tidak tahu mereka menyebutnya apa di tempat lain, namun di desaku biasanya mereka menyebutnya begitu,
kupu-kupu itu terlihat sangat besar mungkin mereka jenis kupu-kupu terbesar dengan motif dulat disetiap sayapnya, jika diperhatika bentuk kupu-kupu itu bermotif mirip mirip wajah manusia,
ketika sesampainya digunung aku melihat satu terbang, tanpa ragu-ragu aku mengejarnya, kupu-kupu itu terbang ketempat-tempat tingi, membuatku sulit untuk menangkapnya,
Kupu-kupu tiba-tiba terbang kepohon yang agak pendek dan mudah di jangkau jaring, aku mengayunkan tongkat berjaring dengan sedikit melompat supaya kupu-kupu bias mudah tertangkap jaring, Aku menyerigai tertawa sendiri karena senang menangkap,
tapi aku tidak menyadari bahwa di pohon tersebut adalah sarang lebah madu, dan seperti yang kalian bayangkan lebah tersebut mengejarku karna di anggap sebagai ancaman,
Reading on this site? This novel is published elsewhere. Support the author by seeking out the original.
aku berlari kearah sugai di sekitar gunung, aku lari sambil menerobos rimbunya hutan sambil sesekali senengok kearah belakang berharap lebah tidak mengikutiku lagi,setelah beberapa menit akhirnya aku sampai kesugai dan melompat dan menengelamkan diri,aku sedikit lega berpikir lebah tidak bias berenang, aku menyeringai licik karena merasa menang..
namun seringai diwajahku hilang ketika aku menyadri arus air sungai semakin lama semakin deras, aku berenang kerah permukaan untuk memeriksa situasi, setelah sampai sermukaan air aku kaget melihat bahwa aku terseret kearah air terjun,
aku berusah berenang kerah berlawanan namun sekuat tenaga, selagi aku berusaha berenang aku meliat lebah berputar disekitar kepalaku, namun anehnya mereka tidak menyerah dan hanya terbang disekitar,
aku merasa bahwasanya lebah telah mengejak dan menertawakanku seolah mereka merasa menang, sepertinya aku juga pernah merasakan hal seperti itu apakah hanya ilusiku saja,
aku terseret kearah air terjuan yang penuh bebatuan terpelanting kearah bebatuan, sedit demi sedikit aku mulai kehilangan kesadaran, sebelum kesadaranku hilang aku mulai jatuh dri air terjuan, ake mersakan sensasi melayan di udara karan air terjuan gunung sangat tinggi, merasa seolar terbang tanpa berfikir aku berguman,
kuharap aku adalah serang yang bias terbang, jadi mungkin kejadian seperti ini tak akan terjadi
setelah aku bergumam aku merasa jiwaku terlepas dari tubuhku, dan menghantam bebatuan di bawah, aku kehilangan kesadaran…
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Ini adalah tulisan pertama saya, saya yakin bnyak kesalahan disana sini jadi mohon komentar dan perbaikanya dari teman-teman